Article Detail
Peer Teaching Model Pembelajaran
Sabtu, (11/2/2023) Guru SD Tarakanita wilayah Jakarta, berkumpul di auditorium SMA Tarakanita1 Puloraya untuk belajar bersama model pembelajaran. Hujan yang turun sejak dini hari tak menyurutkan langkah Guru SD Tarakanita wilayah Jakarta untuk menjalani rutinitasnya di Sabtu kedua di setiap bulannya. Hujan deras menjadi saksi antusias para guru dalam Hari Studi Guru. Pak Ignas, kepala sekolah SD Tarakanita 2 menyampaikan bahwa HSG bulan ini luarbiasa dimana teman-teman guru karena walau hujan tidak menghalangi guru untuk datang belajar, bukan hanya sekedar rutinitas semata.
Banyak model pembelajaran yang bisa dipelajari dalam proses pembelajaran
di kelas. Namun kali ini guru-guru akan mempelajari lima model pembelajaran.
Materi Lima model pembelajaran disampaikan oleh Ibu Helena Juwarsih, S.Pd, dengan
sangat jelas sebelum guru mempraktikkan dalam kelas kecil. Lima model
pembelajaran tersebut antara lain PJBL (Project-Based Learning), PBL (Problem-Based
Learning), STAD (Student Teams Achievement
Divisions), Inkuiri, dan CPS ( Creative
Problem Solving). Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing yang dapat digunakan guru dalam proses pembelajaran di kelas.
PJBL merupakan model pembelajaran yang menggunakan proyek sebagai sarana pembelajaran untuk mencapai kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan tertentu. PBL merupakan suatu model
pembelajaran yang berfokus pada pemecahan masalah nyata, penyelidikan yang riil
oleh peserta didik, adanya produk yang
menjelaskan solusi yang ditemukan. STAD menekankan kerjasama di dalam
tim-tim kecil yang majemuk atau memiliki karakteristik yang berbeda di antara
para anggotanya. Inkuiri merupakah suatu model pembelajaran dimana proses belajar
yang terus menerus atau berputar berkesinambungan, mulai dari menanyakan
pertanyaan, meneliti jawaban, menerjemahkan informasi,
mempresentasikan temuan dan melakukan refleksi. Di sini siswa akan diajak untuk
berpikir tingkat tinggi atau HOTs. Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) adalah suatu model
pembelajaran yang melakukan pemusatan pada keterampilan pemecahan masalah yang dihadapi dengan menggunakan cara penyelesaian
yang kreatif.
Dalam HSG kali ini, ada perwakilan guru dari 5 SD Tarakanita yang ada di Jakarta, yang mempraktekkan secara langsung di kelas. Model PJBL (Project-Based Learning) dibawakan oleh Ibu Odi, Ibu Yoleta, dan Ibu Tanti dari SD Tarakanita 2. Model PBL (Problem-Based Learning) dibawakan oleh Ibu Icha dan Ibu Asti dari SD Tarakanita 3. Model pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Divisions) dibawakan oleh Ibu Dea, Ibu Eta, dan Ibu Cintya dari SD Tarakanita 4. Inkuiri dibawakan oleh Ibu Sekar dan Ibu Ursula, dan model CPS ( Creative Problem Solving) dibawakan oleh Ibu Rian dari SD Tarakanita 5. Dalam proses peer teaching Kali ini rekan guru bertindak sebagai siswa. Kelima model dibawakan dengan baik, dan dapat ditindaklanjuti di unit masing-masing.
“Semoga kebersamaan kita hari ini memberikan manfaat untuk
kita semua. Harapan saya pertemuan ini tidak berhenti sampai di sini saja agar
kita dapat terus saling belajar demi kesiapan unit sekolah masing-masing dalam penerapannya
di kelas,” pungkas Ignatius Purwanto S.Pd. selaku kepala SD Tarakanit 2 menutup
HSG kali itu. (christina widiastuti)
-
there are no comments yet